Download Bacaan Dan Tata Cara Shalat Sunat Lengkap Dalam Bahasa Latin Pdf Average ratng: 6,1/10 5003 reviews

Sholat taubat adalah cara untuk meraih salah satu amal yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah, yaitu taubat nasuha. Taubat adalah sikap menerima setiap kesalahan yang kita lakukan dan menyesalinya, serta berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Allah telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Allah mendesain manusia dengan berbagai keterbatasan bukan berarti tanpa tujuan.

Tata cara bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka’at pertama dengan roka’at kedua. (berdasar hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) Dalam sholat yang bacaannya di-jahr-kan Nabi membaca dengan keras dan jelas.

Disini terkandung hikmah yang besar, yang dengannya kita bisa menggali banyak pelajaran. Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari tentang cara sholat taubat sebagai salah satu ikhtiar kita dalam melakukan taubat nasuha. Baca juga: • • Bahkan semenjak penciptaan manusia yang pertama, kehidupan manusia telah diwarnai dengan kesalahan dan dosa. Nabi Adam as yang ketika pertama kali diciptakan di tempatkan oleh Allah di syurga, karena satu kesalahan maka Allah menghukum dengan menurunkannya ke dunia. Baca juga: • • Allah pun mewahyukan kepada Nabi Adam sebuah kalimat taubat.

Kalimat taubat ini pun Allah abadikan dalam firmanNya yang lain dan dalam kisah yang lebih lengkap. قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raf: 23) Inilah syariat pertama dan itu tentang pertaubatan. Hal ini menunjukan jika manusia memang memiliki kecenderungan dan tabiat dalam berbuat dosa dan salah, namun disisi lain Allah pun telah menunjukan bagaimana cara menghindari dan cara agar mendapatkan pengampunan dariNya. Maka semenjak Nabi Adam, kaum dan para nabi setelahnya bahkan sampai kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, syariat taubat terus menerus menjadi materi yang disampaikan. Bahkan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok kekasih Allah dan orang yang pasti telah terjamin masuk syurga telah bersabda, “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR.

Muslim) Mestinya hadist diatas menjadi peringatan bagi kita, dimana sosok seorang Rasul pun yang telah maksum (terjamin dari kesalahan) tetap memohon ampun bahkan hingga 100 kali dalam satu hari. Dodecane density. Maka kita sebagai umatnya mestinya jangan pernah merasa bosan untuk meminta ampun dan melakukan pertaubatan untuk berbagai kesalahan kita, baik yang disengaja ataupun tidak. Mengenal Asma Allah: Yang Maha Pemaaf Pada artikel tentang, kita telah mengenal 99 nama Allah yang mewakili berbagai sifatNya. Salah satu sifatNya yaitu Allah Yang Maha Pemaaf. Sifat Allah Yang Maha Pemaaf ini dalam asmaul husna diwakili oleh العفو ( Al Afuww ) yaitu Yang Maha Pemaaf. Selain itu ada pula asma-asma lain yang memiliki makna serupa, yaitu التواب ( At Tawwaab ) Yang Maha Penerima Tobat, الغفور ( Al Ghafuur ) Yang Maha Memberi Pengampunan dan الغفار ( Al Ghaffaar ) Yang Maha Pengampun.

Tata

Dengan asma ini, Allah memperkenalkan bahwa Ia adalah Yang Maha Pemaaf. Hal ini tercatat dalam Al Qur’an, ذَٲلِكَ وَمَنۡ عَاقَبَ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيۡهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ۬ Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Al Hajj: 60) Pada penjelasan diatas kita memahami jika Allah telah mendesain manusia dengan segala karakter dan kecenderungannya untuk berbuat salah. Nah disisi lain Allah pun memposisikan dzat-Nya sebagai Yang Maha Pemaaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan oleh manusia. Baca juga: • • Allah SWT membuktikan sifat ini dengan berfirman di dalam Al Qur’an, قُلۡ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَأَسۡلِمُواْ لَهُ ۥ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَكُمُ ٱلۡعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.